Musim hujan memang kerap membawa kesejukan dan keindahan tersendiri, terutama bagi para pecinta wisata alam. Derasnya air terjun, hijaunya pepohonan, dan hawa yang segar menjadi daya tarik utama. Namun, banyak orang kerap mengabaikan bahaya yang tersembunyi di balik pesona tersebut. Salah satunya terjadi di Curug Panganten, Dusun Cukanguncal, Blok Bobojong, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.
Sabtu,(5/4/2025) insiden tragis menimpa seorang remaja bernama Rifki Juliansyah (17) yang tenggelam saat berenang di kawasan air terjun tersebut. Rifki bermain air bersama rekan-rekannya hingga kelelahan, lalu tenggelam. Rekan-rekannya mengevakuasi dan membawanya ke Puskesmas Sadananya, namun petugas medis tidak berhasil menyelamatkan nyawanya.
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa wisata alam musiman, terutama di musim hujan, membawa risiko yang nyata.
Bahaya Wisata Air Terjun di Musim Hujan
- Debit Air Meningkat Tajam
Curug Panganten yang biasanya tenang, saat musim hujan bisa berubah drastis. Hujan deras membuat debit air naik dengan cepat, arus menjadi lebih deras dan tak terduga. - Arus Bawah yang Tak Terlihat
Banyak pengunjung tidak menyadari bahwa meskipun permukaan air terlihat tenang. Arus bawah yang kuat bisa menyeret tubuh tanpa disadari oleh pengunjung. - Batu Licin dan Tanah Longsor
Jalur menuju curug biasanya licin akibat lumut atau air hujan. Risiko terpeleset dan terbentur batu cukup tinggi, belum lagi potensi tanah longsor di sekitar tebing air terjun. - Minimnya Rambu dan Petugas Penjaga
Pengelola belum sepenuhnya mengelola curug-curug di kawasan pedesaan seperti Curug Panganten secara profesional. Banyak yang belum memiliki rambu peringatan atau penjaga keamanan di lokasi.
Solusi dan Langkah Pencegahan
- Pemasangan Rambu Peringatan
Pemerintah desa dan pengelola wisata harus aktif memasang rambu peringatan tentang potensi bahaya di musim hujan. Termasuk informasi debit air dan larangan berenang saat kondisi ekstrem. - Penutupan Sementara Saat Curah Hujan Tinggi
Penutupan sementara lokasi wisata saat musim hujan ekstrem bisa menyelamatkan banyak nyawa. Sistem ini bisa diterapkan berbasis prakiraan cuaca dan pantauan lapangan. - Pendidikan Keselamatan
Edukasi melalui media sosial, brosur, atau papan informasi mengenai bahaya dan tindakan darurat sangat penting. Terutama untuk pengunjung yang datang tanpa pemandu. - Pelatihan dan Kesiapan Tim Darurat Lokal
Pelibatan warga sekitar dalam pelatihan pertolongan pertama dan tanggap darurat. Hal ini akan memperkuat sistem keamanan wisata berbasis komunitas. - Peningkatan Infrastruktur Akses Wisata
Jalur menuju curug perlu diperbaiki dengan tangga yang tidak licin. Pegangan tangan, dan tempat berteduh untuk evakuasi darurat.
Kejadian di Curug Panganten bukanlah yang pertama. Dan bukan tidak mungkin akan terulang jika tak ada langkah nyata dari semua pihak. Masyarakat tetap bisa menikmati wisata alam jika mereka waspada, memiliki informasi yang cukup, dan didukung oleh pengelolaan yang lebih baik